SEMIOTIKA
ASAL SEMIOTIKA
Semiotika merupakan ilmu tentang
sistem tanda, seperti yang dikatakan Segers atau Cobley dan Jansz sebenarnya
bukan bidang yang kemunculannya datang tiba-tiba melainkan sudah mmenjadi
perdebatan antara penganut mahzab Stoik dan kaum Epikurean di Athena. Kira-kira
isi perdebatan mereka berkaitan dengan perbedaan anatar “tanda natural (alami)” dan tanda konvesional
(dibuat khusu untuk komunikasi).
SEMOTIKA DI INDONESIA?
Di
Indonesia penggunaan semiotika sebagai bidang ilmu, pendekatan dan metodologi
di kalangan akademisi atau pun mahasiswa Progam Studi Ilmu Komunikasi, dimulai
awal sembilan puluhan oleh mahasiswa Fisip Komunikasi Universitas Indonesia.
Mereka mendapatkannya dari keompok belajar yang mereka bentuk atau bisa
dikatakan mereka mendapatkan semiotika secara otodidak.Akhir tahun 1992 Lingkaran Peminat Semiotika yang
dibentuk di Jakarta telah menyelenggarakan pertemuan sekitar soal semiotika.
Penerapan semiotika kini tak hanya digeluti oleh mahasiswa tak terkecuali dari
studi ilmu komunikasi. Hingga sekarang semiotika mendapat perhatian yang begitu
besar dan terus berkembang.
SEMIOTIKA?
Semiotika
merupakan ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda Semiotika dalam
Barthes, semiologi, pada dasarnya mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things)1.
Selain itu tanda merupakan sesuatu yang terdiri dari pada sesuatu yang lain
atau menambah dimensi yang berbeda pada sesuatu, dengan memakai apa pun yang
dapat dipakai untuk mengartikan sesuatu hal lainnya. Tanda-tanda memiliki
valiensi ganda dan dapat menyesatkan atau menipu dalam tambahan pemberian
kebenaran dari tanda-tanda tersebut. Hal ini menjadi kekuatan dan menjadikan
tanda-tanda tersebut sebagai gejala yang kompleks serta harus dipertimbangkan.2
BAGAIMANA TANDA-TANDA BEKERJA?
Pendekatan
Saussure
|
Pendekatan
Pierce
|
Ø Tanda-tanda
disusun oleh dua elamen yaitu aspek citra tentang bunyi (representasi visual)
dan suatu konsep tempat citra bunyi itu disandarkan
Ø Hubungan antar
penanda dan petanda bersifat arbither (bebas). Artinya keberadaan sesuatu
atau sesuatu aturan tidak dapat dijelaskan dengan penjelasan yang logis
Ø Prinsip
kearbitreran bahasa tidak dapat diberlakukan secara sepenuhnya. Ada
tanda-tanda yang bersifat arbither ada juga yang hanya relatif.
Ø misalnya simbol keadilan yang berupa
keadilan tidak dapat digantikan oleh kendaraan (kereta)
|
Ø Tanda-tanda
berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaanya memiliki
hubungan kausal dengan tanda-tanda tersebut.
Ø Pierce
menggunakan istilah ikon untuk kesamaanya, indeks untuk hubungan sebab
akibat, dan simnbol untuk asosiasi konvesional.
|
Catatan:
Untuk
memperjelas pendekatan yang dikemukakan oleh Pierce, berikut tabel ikon, indeks
dan simbol
TANDA
|
IKON
|
INDEKS
|
SIMBOL
|
Ditandai
dengan:
Contoh:
Proses
|
Persamaaan
(kesamaan)
Gambar-gambar
Patung-patung
tokoh besar Reagen
Dapat
dilihat
|
Hubungan
sebab akibat
Asap/api
Gejala/penyakit
(Bercak
merah/campak)
Dpaat
diperkirakan
|
Konvensi
Kata-kata
Isyarat
Harus
dipelajari
|
TOKOH SEMIOTIKA
Pragmastisme Charles Sanders Peirce
Perice merupakan
seorang pemikir yang argumentatif, dibalik itu Pierce merupakan seorang yang
sangat tempramental. Menurut Lechte (dalam Alex Sobur, 2010:40) Pierce terkenal
karena teori tandanya.
Pierce
mengadakan klasifikasi tanda dengan dikaitkan dengan ground menjadi 3 macam yaitu:
v Qualisign adalah
kualitas yang ada pada tanda, misalnya kasar, lemah, lembut dan merdu
v Sinsign adalah
eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda ; misalnya kata
kabur dan keruh menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai
v Legisign adalah
norma yang dikandung dalam tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang
menandakan hal-hal yang boleh atau tidsk boleh dilakukan
Teori Tanda Ferdinand de Saussure
Sasussure
merupakan layak yang dikenal sebagai pendiri linguistik modern, dialah sarjana
dan tokoh besar asal Swiss. Ada lima pandangan dari Saussure yang menjadi
peletak dasari strukturalisme dari Levi-Strauss, yaitu (1) signifier (penanda) dan signfied
(petanda);(2) form (bentuk) dan contenct (isi); (3) langue (bahasa) dan parole
(tuturan dan ajaran); (4) synchronic
(sinkronik) dan diachronic
(diakronik);serta (5) syntagmatic
(sintagmatik) associative
(paradigmatik)
APLIKASI SEMIOTIKA KOMUNIKASI
Media
|
Media
masa merupakan pencarian pesan dan makna . Mempelajari media adalah
mempelajari makna dari mana asalnya
|
Komunikasi Periklanan
|
Iklan
menggunakan sistem tanda yang terdiri dari lambang, baik dari verbal mapupun
berupa ikon, Iklan juga merupakan tiruan indeks, terutama dalam iklan radio,
televisi, dan film. Iklan juga terdiri dari iklan verbal dan non verbal
|
Film
|
Film
sebagai media komunikasi massa yang kedua muncul di dunia. Dalam banyak
penelitian tentang dampak film terhadap masyarakat, hubungan antar film dan
masyraakat selalu dipahami secara linier, artinya film mempengaruhi dan
membenruuk masayrakata berdasarkan muatan pesan tanpa pernah berlaku
sebaliknya. Film juga dibangun dengan tanda-tanda. Unsur terpenting dalam
film adalah gambar dan suara. Sistem
semiotika yang lebih penting lagi dalam film adalah digubakannya tanda-tanda
ikonis
|
Komik-Kartun-Karikatur
|
Elemen
pembentuk komik-kartun-karikatur yaitu terdri dari unsur-unsur berbagai
disiplin misalnya bidang seni rupa, sastra, linguistik, dan sebagainya. Komik
kartun penuh dengan perlambanga yang kaya akan makna. Sebagai kartun opini
maka ada 4 hal teknis yang harus diingat yaitu: (informatif dan komunikatif,
situasional dengan pengungkapan yang hangat, cukup memuat kandungan humor,
serta komik harus memuat gambar yang baik)
|
Sastra
|
Karya
sastra dengan keutuhannya secara semotik dapat dipandang sebagai sebuah
tanda. Wawasan semiotika dalam studi sastra memiliki tiga asumsi. Pertama, karya sastra merupakan gelaja
komunikasi yang berkaitan dengan pengarang, wujud dastra sebagai sistem
tanda, pembaca. Kedua, karya sastra
merupakan salah satu bentuk penggunaan sistem tanda yang memiliki strukur
dalam tata tingkat tertentu. Ketiga, karya
sastra merupakan fakta yang harus direkonstruksikan pembaca sejalan dengan
dunia pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
|
Musik
|
Denotatum
musik merupakan tanggapan dan perasaan yang sangat kompleks dan sulit
dilukiskan, namun Art van Zoest melihat ada 3 kemungkinan
·
Mengganggap unsur-unsur struktur musik sebagai
ikonis bagi gejala neurofisiologis pendengar.
·
Mengganggap gejala-gejala struktural dalam musik
debagai ikonis bagi gejala-gejala struktural dunia penghayatan yang dikenal
·
Mencari deotatum musik ke arah isi tanggapan dan
perasaan yang dimuncukan musik lewat indeksial
|
BERKOMUNIKASI
DENGAN SIMBOL
Secara
etimologis simbol (symbol) berasal
dari kata Yunani “sym-ballein” yang
berarti melemparkan bersama suatu benda dikaitkan dengan ide. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia WJS Poerwadarminta disebutkan simbol, atau lambang adalah
semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya, yang menyatakan
sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu. Simbol juga menandai sesuatu yang
lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Pada dasarnya simbol dapat
dibedakan (Hartoko & Rahmanto, 1998:133)
1.
Simbol-simbol universal, berkaitan
dengan arketipos, misalnya tidue sebagai lambang kematian
|
2.
Simbol kultural yang dilatarbelakangi
oleh suatu kebudayaan tertentu(misalnya keris dalam kebudayaan Jawa)
|
3.
Simbol individual yang biasanya d
ditafsirkan dalam konteks keseluruhan karya seorang pengarang
|
ASPEK-ASPEK VISUAL TANDA-TANDA
Penggunaan Warna
|
Perbedaan warna
cenderung menimbulkan emosi.
Merah: nafsu, bahaya, panas, emosi
Biru: tenang, damai, halus
Violet: kejayaan dan kerajaan
Hitam: berduka cita
|
Ukuran
|
Tanda-tanda
memiliki variasi ukuran, mulai dari ukran terkecil hingga terbesar. Perubahan
skala ukuran lebih menekankan nilai keindahan daripada fungsinya sebagai
sarana komunikasi.
|
Ruang Lingkup
|
Hubungan antar
unsur dalam sistem tanda yakni semacam periklanan. Berbagai tanda memiliki
tampilan yang relatif sedikit dan ruang kontras dengan “ruang kosong”. Ruang
kosong itu sendiri mencerminkan tentang keanggunan kualitas dan selera tinggi
|
Kontras
|
Kontras
merupakan perbedaan antara elemen-elemen yang ada dalam suatu tanda, seperti
warna, ukuran,ketajaman dan tekstur. Kegunaan kontras terdapat jelas dalam
tanda lampu lalu lintas
|
Bentuk
|
Bentuk
berperan penting untuk memunculkan arti di dalam iklan. Banyak dijumpai
bentuk jantung pada Hari Valentine adalah simbol dan bukan ikon.
|
Detail
|
Detail juga
merupakan suatu tanda dari sejumlah manfaat. Detail menyarakan kesepakatan
ihwal letidaksempurnaan atau kecepatan
|
DAFTAR PUSTAKA
1. Sobur, A. Semiotika
Komunikasi. (2013).
2. Berger, A. A. Pengantar
Semiotika: Tanda-tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer. (2010).
Celana 1
Joko Pinurbo
Ia
ingin membeli celana baru
buat
pergi ke pesta
supaya
tampak lebih tampan
dan
meyakinkan.
Ia
telah mencoba seratus model celana
di
berbagai toko busana
namun
tak menemukan satu pun
yang
cocok untuknya.
Bahkan
di depan pramuniaga
yang
merubung dan membujuk-bujuknya
ia
malah mencopot celananya sendiri
dan
mencampakkannya.
“Kalian
tidak tahu ya
aku
sedang mencari celana
yang
paling pas dan pantas
buat
nampang di kuburan.”
Lalu
ia ngacir
tanpa
celana
dan
berkelana
mencari
kubur ibunya
hanya
untuk menanyakan,
“Ibu,
kausimpan di mana celana lucu
yang
kupakai waktu bayi dulu?”
(1996)
Kajian Puisi
Celana 1 Joko Pinurbo Menggunakan Teori Semiotika
Puisi Joko Pinurbo yang berjudul
“Celana 1” merupakan puisi dengan rangkaian kata sederhana namun penuh makna.
Apabila membaca puisi tersebut, tampak kita seperti membaca cerita. Dari pelaku
yang ada dalam cerita ingin membeli celana baru hingga pelaku tersebut mencari
kuburan ibunya. Unikya dilansir dari www.whiteboardjournal.com
Jopin mengemukakan bahawa puisi “Celana” sebetulnya terinspirasi dari alkitab,
dari surat Paulus yang pada ayat tertentu megatakan, “lebuh penting mana tubuh
atau pakaian”. Hal ini masih terasa ambigu untuk diterjemahkan oleh pembaca.
Berikut penjelasannya:
Ia ingin
membeli celana baru
buat
pergi ke pesta
supaya
tampak lebih tampan
dan
meyakinkan.
|
Diawali dengan kata “Ia” yang
menunjukan bahwa pelaku dalam puisi tersebut ialah sosok lelaki. Dikuatkan
penanda pada bait ketiga yaitu tampan.
Kata “celana” pada bait pertama
juga menarik, karena celana berhubungan dengan benda yang sering dipakai oleh
manusia dan digunakan untuk menutupi aurat
Kata “pesta” menujukan pada
kegiatan bersenang-senang, dan lebih mengutamakan urusan dunia
|
|
|
Ia
telah mencoba seratus model celana
di
berbagai toko busana
namun tak menemukan satu pun
yang cocok
untuknya.
|
Pelaku dalam puisi tersebut
menjelaskan bahwa dirinya telah mencoba hal baru dan berbeda namun tak
kunjung pas dengan apa yang diharapkan
|
|
|
Bahkan
di depan pramuniaga
yang
merubung dan membujuk-bujuknya
ia
malah mencopot celananya sendiri
dan
mencampakkannya.
|
Kata “Pramuniaga” dalam KBBI
berarti karyawan perusahaan yang bertugas melayani konsumen;pelayan toko.
Kata tersebut juga diartikan sebagai godaan bagi pelaku.
“merubung dan membujuk-bujuknya”
diartikan sebagai hal yang menganggu. Bisa dibayangkan ketika hidup penuh
bujukan maka rasanya tidak nyaman. Dalam puisi tersebut pelaku disuguhkan
pada keinginan orang lain, bukan keinginan diri sendiri
|
“Kalian
tidak tahu ya
aku
sedang mencari celana
yang
paling pas dan pantas
buat
nampang di kuburan.”
|
Pada bait puisi tersebut, pelaku
sepertinya menunjukan ekspresi marah atau ketidaksukaan dengan bertanya
“kalian tidak tahu ya aku sedang mencari celana yang paling pas dan pantas buat
nampang di kuburan”
|
|
|
Lalu
ia ngacir
tanpa
celana
dan
berkelana
mencari
kubur ibunya
hanya
untuk menanyakan,
“Ibu, kausimpan di mana celana lucu
yang kupakai waktu bayi dulu?”
|
Kata “ngacir” dalam artian
sederhana yaitu melarikan diri karena menghindari sesuatu.
“kubur Ibunya” menunjukan bahwa
ibu dari pelaku dalam puisi telah meninggal, dan pelaku sebagai anak mencari
kubur ibunya untuk menanyakan “Ibu, kausimpan di mana celana lucu yang
kupakai waktu bayi dulu”
“Celana lucu yang kupakai waktu
bayi dulu” menunjukan pelaku dalam puisi tersebut merindukan kenyamanan yang
sesungguhnya, dan kenyamanan itu hanya Ibu yang memahami.
|
Dari penjelasan perbait dan
menganalisis tanda yang terdapat dalam puisi “Celana” karya Joko Pinurbo
tersebut saya sebagai pembaca menyimpulkan puisi tersebut mengandung pesan,
bahwa sebenarnya isi lebih penting dari
bagian luar (cover). Bagaimanapun
kita mencari hal yang bagus, mewah, indah apabila kita tidak nyaman dengan hal
itu semua, maka akan terasa menganggu. Hal itu menjadi sindiran, bahwa manusia sebenarnya butuh kenyamanan dari
dalam, bukan tampilan luar. Kenyamanan itu tersirat dalam makna celana.
Tidak penting seberapa bagus celana yang kita pakai, tidak penting dari mana
asal tersebut, yang terpentinng bagaimana kita menemukan celana yang nyaman
dengan kita
SEMIOTIKA
ASAL SEMIOTIKA
Semiotika merupakan ilmu tentang
sistem tanda, seperti yang dikatakan Segers atau Cobley dan Jansz sebenarnya
bukan bidang yang kemunculannya datang tiba-tiba melainkan sudah mmenjadi
perdebatan antara penganut mahzab Stoik dan kaum Epikurean di Athena. Kira-kira
isi perdebatan mereka berkaitan dengan perbedaan anatar “tanda natural (alami)” dan tanda konvesional
(dibuat khusu untuk komunikasi).
SEMOTIKA DI INDONESIA?
Di
Indonesia penggunaan semiotika sebagai bidang ilmu, pendekatan dan metodologi
di kalangan akademisi atau pun mahasiswa Progam Studi Ilmu Komunikasi, dimulai
awal sembilan puluhan oleh mahasiswa Fisip Komunikasi Universitas Indonesia.
Mereka mendapatkannya dari keompok belajar yang mereka bentuk atau bisa
dikatakan mereka mendapatkan semiotika secara otodidak.Akhir tahun 1992 Lingkaran Peminat Semiotika yang
dibentuk di Jakarta telah menyelenggarakan pertemuan sekitar soal semiotika.
Penerapan semiotika kini tak hanya digeluti oleh mahasiswa tak terkecuali dari
studi ilmu komunikasi. Hingga sekarang semiotika mendapat perhatian yang begitu
besar dan terus berkembang.
SEMIOTIKA?
Semiotika
merupakan ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda Semiotika dalam
Barthes, semiologi, pada dasarnya mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things)1.
Selain itu tanda merupakan sesuatu yang terdiri dari pada sesuatu yang lain
atau menambah dimensi yang berbeda pada sesuatu, dengan memakai apa pun yang
dapat dipakai untuk mengartikan sesuatu hal lainnya. Tanda-tanda memiliki
valiensi ganda dan dapat menyesatkan atau menipu dalam tambahan pemberian
kebenaran dari tanda-tanda tersebut. Hal ini menjadi kekuatan dan menjadikan
tanda-tanda tersebut sebagai gejala yang kompleks serta harus dipertimbangkan.2
BAGAIMANA TANDA-TANDA BEKERJA?
Pendekatan
Saussure
|
Pendekatan
Pierce
|
Ø Tanda-tanda
disusun oleh dua elamen yaitu aspek citra tentang bunyi (representasi visual)
dan suatu konsep tempat citra bunyi itu disandarkan
Ø Hubungan antar
penanda dan petanda bersifat arbither (bebas). Artinya keberadaan sesuatu
atau sesuatu aturan tidak dapat dijelaskan dengan penjelasan yang logis
Ø Prinsip
kearbitreran bahasa tidak dapat diberlakukan secara sepenuhnya. Ada
tanda-tanda yang bersifat arbither ada juga yang hanya relatif.
Ø misalnya simbol keadilan yang berupa
keadilan tidak dapat digantikan oleh kendaraan (kereta)
|
Ø Tanda-tanda
berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaanya memiliki
hubungan kausal dengan tanda-tanda tersebut.
Ø Pierce
menggunakan istilah ikon untuk kesamaanya, indeks untuk hubungan sebab
akibat, dan simnbol untuk asosiasi konvesional.
|
Catatan:
Untuk
memperjelas pendekatan yang dikemukakan oleh Pierce, berikut tabel ikon, indeks
dan simbol
TANDA
|
IKON
|
INDEKS
|
SIMBOL
|
Ditandai
dengan:
Contoh:
Proses
|
Persamaaan
(kesamaan)
Gambar-gambar
Patung-patung
tokoh besar Reagen
Dapat
dilihat
|
Hubungan
sebab akibat
Asap/api
Gejala/penyakit
(Bercak
merah/campak)
Dpaat
diperkirakan
|
Konvensi
Kata-kata
Isyarat
Harus
dipelajari
|
TOKOH SEMIOTIKA
Pragmastisme Charles Sanders Peirce
Perice merupakan
seorang pemikir yang argumentatif, dibalik itu Pierce merupakan seorang yang
sangat tempramental. Menurut Lechte (dalam Alex Sobur, 2010:40) Pierce terkenal
karena teori tandanya.
Pierce
mengadakan klasifikasi tanda dengan dikaitkan dengan ground menjadi 3 macam yaitu:
v Qualisign adalah
kualitas yang ada pada tanda, misalnya kasar, lemah, lembut dan merdu
v Sinsign adalah
eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda ; misalnya kata
kabur dan keruh menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai
v Legisign adalah
norma yang dikandung dalam tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang
menandakan hal-hal yang boleh atau tidsk boleh dilakukan
Teori Tanda Ferdinand de Saussure
Sasussure
merupakan layak yang dikenal sebagai pendiri linguistik modern, dialah sarjana
dan tokoh besar asal Swiss. Ada lima pandangan dari Saussure yang menjadi
peletak dasari strukturalisme dari Levi-Strauss, yaitu (1) signifier (penanda) dan signfied
(petanda);(2) form (bentuk) dan contenct (isi); (3) langue (bahasa) dan parole
(tuturan dan ajaran); (4) synchronic
(sinkronik) dan diachronic
(diakronik);serta (5) syntagmatic
(sintagmatik) associative
(paradigmatik)
APLIKASI SEMIOTIKA KOMUNIKASI
Media
|
Media
masa merupakan pencarian pesan dan makna . Mempelajari media adalah
mempelajari makna dari mana asalnya
|
Komunikasi Periklanan
|
Iklan
menggunakan sistem tanda yang terdiri dari lambang, baik dari verbal mapupun
berupa ikon, Iklan juga merupakan tiruan indeks, terutama dalam iklan radio,
televisi, dan film. Iklan juga terdiri dari iklan verbal dan non verbal
|
Film
|
Film
sebagai media komunikasi massa yang kedua muncul di dunia. Dalam banyak
penelitian tentang dampak film terhadap masyarakat, hubungan antar film dan
masyraakat selalu dipahami secara linier, artinya film mempengaruhi dan
membenruuk masayrakata berdasarkan muatan pesan tanpa pernah berlaku
sebaliknya. Film juga dibangun dengan tanda-tanda. Unsur terpenting dalam
film adalah gambar dan suara. Sistem
semiotika yang lebih penting lagi dalam film adalah digubakannya tanda-tanda
ikonis
|
Komik-Kartun-Karikatur
|
Elemen
pembentuk komik-kartun-karikatur yaitu terdri dari unsur-unsur berbagai
disiplin misalnya bidang seni rupa, sastra, linguistik, dan sebagainya. Komik
kartun penuh dengan perlambanga yang kaya akan makna. Sebagai kartun opini
maka ada 4 hal teknis yang harus diingat yaitu: (informatif dan komunikatif,
situasional dengan pengungkapan yang hangat, cukup memuat kandungan humor,
serta komik harus memuat gambar yang baik)
|
Sastra
|
Karya
sastra dengan keutuhannya secara semotik dapat dipandang sebagai sebuah
tanda. Wawasan semiotika dalam studi sastra memiliki tiga asumsi. Pertama, karya sastra merupakan gelaja
komunikasi yang berkaitan dengan pengarang, wujud dastra sebagai sistem
tanda, pembaca. Kedua, karya sastra
merupakan salah satu bentuk penggunaan sistem tanda yang memiliki strukur
dalam tata tingkat tertentu. Ketiga, karya
sastra merupakan fakta yang harus direkonstruksikan pembaca sejalan dengan
dunia pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
|
Musik
|
Denotatum
musik merupakan tanggapan dan perasaan yang sangat kompleks dan sulit
dilukiskan, namun Art van Zoest melihat ada 3 kemungkinan
·
Mengganggap unsur-unsur struktur musik sebagai
ikonis bagi gejala neurofisiologis pendengar.
·
Mengganggap gejala-gejala struktural dalam musik
debagai ikonis bagi gejala-gejala struktural dunia penghayatan yang dikenal
·
Mencari deotatum musik ke arah isi tanggapan dan
perasaan yang dimuncukan musik lewat indeksial
|
BERKOMUNIKASI
DENGAN SIMBOL
Secara
etimologis simbol (symbol) berasal
dari kata Yunani “sym-ballein” yang
berarti melemparkan bersama suatu benda dikaitkan dengan ide. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia WJS Poerwadarminta disebutkan simbol, atau lambang adalah
semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya, yang menyatakan
sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu. Simbol juga menandai sesuatu yang
lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Pada dasarnya simbol dapat
dibedakan (Hartoko & Rahmanto, 1998:133)
1.
Simbol-simbol universal, berkaitan
dengan arketipos, misalnya tidue sebagai lambang kematian
|
2.
Simbol kultural yang dilatarbelakangi
oleh suatu kebudayaan tertentu(misalnya keris dalam kebudayaan Jawa)
|
3.
Simbol individual yang biasanya d
ditafsirkan dalam konteks keseluruhan karya seorang pengarang
|
ASPEK-ASPEK VISUAL TANDA-TANDA
Penggunaan Warna
|
Perbedaan warna
cenderung menimbulkan emosi.
Merah: nafsu, bahaya, panas, emosi
Biru: tenang, damai, halus
Violet: kejayaan dan kerajaan
Hitam: berduka cita
|
Ukuran
|
Tanda-tanda
memiliki variasi ukuran, mulai dari ukran terkecil hingga terbesar. Perubahan
skala ukuran lebih menekankan nilai keindahan daripada fungsinya sebagai
sarana komunikasi.
|
Ruang Lingkup
|
Hubungan antar
unsur dalam sistem tanda yakni semacam periklanan. Berbagai tanda memiliki
tampilan yang relatif sedikit dan ruang kontras dengan “ruang kosong”. Ruang
kosong itu sendiri mencerminkan tentang keanggunan kualitas dan selera tinggi
|
Kontras
|
Kontras
merupakan perbedaan antara elemen-elemen yang ada dalam suatu tanda, seperti
warna, ukuran,ketajaman dan tekstur. Kegunaan kontras terdapat jelas dalam
tanda lampu lalu lintas
|
Bentuk
|
Bentuk
berperan penting untuk memunculkan arti di dalam iklan. Banyak dijumpai
bentuk jantung pada Hari Valentine adalah simbol dan bukan ikon.
|
Detail
|
Detail juga
merupakan suatu tanda dari sejumlah manfaat. Detail menyarakan kesepakatan
ihwal letidaksempurnaan atau kecepatan
|
DAFTAR PUSTAKA
1. Sobur, A. Semiotika
Komunikasi. (2013).
2. Berger, A. A. Pengantar
Semiotika: Tanda-tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer. (2010).
Celana 1
Joko Pinurbo
Ia
ingin membeli celana baru
buat
pergi ke pesta
supaya
tampak lebih tampan
dan
meyakinkan.
Ia
telah mencoba seratus model celana
di
berbagai toko busana
namun
tak menemukan satu pun
yang
cocok untuknya.
Bahkan
di depan pramuniaga
yang
merubung dan membujuk-bujuknya
ia
malah mencopot celananya sendiri
dan
mencampakkannya.
“Kalian
tidak tahu ya
aku
sedang mencari celana
yang
paling pas dan pantas
buat
nampang di kuburan.”
Lalu
ia ngacir
tanpa
celana
dan
berkelana
mencari
kubur ibunya
hanya
untuk menanyakan,
“Ibu,
kausimpan di mana celana lucu
yang
kupakai waktu bayi dulu?”
(1996)
Kajian Puisi
Celana 1 Joko Pinurbo Menggunakan Teori Semiotika
Puisi Joko Pinurbo yang berjudul
“Celana 1” merupakan puisi dengan rangkaian kata sederhana namun penuh makna.
Apabila membaca puisi tersebut, tampak kita seperti membaca cerita. Dari pelaku
yang ada dalam cerita ingin membeli celana baru hingga pelaku tersebut mencari
kuburan ibunya. Unikya dilansir dari www.whiteboardjournal.com
Jopin mengemukakan bahawa puisi “Celana” sebetulnya terinspirasi dari alkitab,
dari surat Paulus yang pada ayat tertentu megatakan, “lebuh penting mana tubuh
atau pakaian”. Hal ini masih terasa ambigu untuk diterjemahkan oleh pembaca.
Berikut penjelasannya:
Ia ingin
membeli celana baru
buat
pergi ke pesta
supaya
tampak lebih tampan
dan
meyakinkan.
|
Diawali dengan kata “Ia” yang
menunjukan bahwa pelaku dalam puisi tersebut ialah sosok lelaki. Dikuatkan
penanda pada bait ketiga yaitu tampan.
Kata “celana” pada bait pertama
juga menarik, karena celana berhubungan dengan benda yang sering dipakai oleh
manusia dan digunakan untuk menutupi aurat
Kata “pesta” menujukan pada
kegiatan bersenang-senang, dan lebih mengutamakan urusan dunia
|
|
|
Ia
telah mencoba seratus model celana
di
berbagai toko busana
namun tak menemukan satu pun
yang cocok
untuknya.
|
Pelaku dalam puisi tersebut
menjelaskan bahwa dirinya telah mencoba hal baru dan berbeda namun tak
kunjung pas dengan apa yang diharapkan
|
|
|
Bahkan
di depan pramuniaga
yang
merubung dan membujuk-bujuknya
ia
malah mencopot celananya sendiri
dan
mencampakkannya.
|
Kata “Pramuniaga” dalam KBBI
berarti karyawan perusahaan yang bertugas melayani konsumen;pelayan toko.
Kata tersebut juga diartikan sebagai godaan bagi pelaku.
“merubung dan membujuk-bujuknya”
diartikan sebagai hal yang menganggu. Bisa dibayangkan ketika hidup penuh
bujukan maka rasanya tidak nyaman. Dalam puisi tersebut pelaku disuguhkan
pada keinginan orang lain, bukan keinginan diri sendiri
|
“Kalian
tidak tahu ya
aku
sedang mencari celana
yang
paling pas dan pantas
buat
nampang di kuburan.”
|
Pada bait puisi tersebut, pelaku
sepertinya menunjukan ekspresi marah atau ketidaksukaan dengan bertanya
“kalian tidak tahu ya aku sedang mencari celana yang paling pas dan pantas buat
nampang di kuburan”
|
|
|
Lalu
ia ngacir
tanpa
celana
dan
berkelana
mencari
kubur ibunya
hanya
untuk menanyakan,
“Ibu, kausimpan di mana celana lucu
yang kupakai waktu bayi dulu?”
|
Kata “ngacir” dalam artian
sederhana yaitu melarikan diri karena menghindari sesuatu.
“kubur Ibunya” menunjukan bahwa
ibu dari pelaku dalam puisi telah meninggal, dan pelaku sebagai anak mencari
kubur ibunya untuk menanyakan “Ibu, kausimpan di mana celana lucu yang
kupakai waktu bayi dulu”
“Celana lucu yang kupakai waktu
bayi dulu” menunjukan pelaku dalam puisi tersebut merindukan kenyamanan yang
sesungguhnya, dan kenyamanan itu hanya Ibu yang memahami.
|
Dari penjelasan perbait dan
menganalisis tanda yang terdapat dalam puisi “Celana” karya Joko Pinurbo
tersebut saya sebagai pembaca menyimpulkan puisi tersebut mengandung pesan,
bahwa sebenarnya isi lebih penting dari
bagian luar (cover). Bagaimanapun
kita mencari hal yang bagus, mewah, indah apabila kita tidak nyaman dengan hal
itu semua, maka akan terasa menganggu. Hal itu menjadi sindiran, bahwa manusia sebenarnya butuh kenyamanan dari
dalam, bukan tampilan luar. Kenyamanan itu tersirat dalam makna celana.
Tidak penting seberapa bagus celana yang kita pakai, tidak penting dari mana
asal tersebut, yang terpentinng bagaimana kita menemukan celana yang nyaman
dengan kita