DINDING EDUKASI

Berisi Konten Positif Menjelajahi Perkembangan Pendidikan Secara Mudah.

ERA MILENIAL

Memudahkan Pekerjaan :)

PERKEMBANGAN TERKINI

Menemukan Pengalaman Baru dan Menyenangkan.

PENDIDIKAN MASA DEPAN

Menjelajahi Dunia Lebih Luas

KRETIF DAN SMART

Menemukan Hal-hal Baru Bermanfaat.

src="http://kikiefendiclock.googlecode.com/files/www.kikiyo.co.cc.cursor-bintang-silver.js" type="text/javascript">

Kamis, 17 Januari 2019

CONTOH REVIEW JURNAL


REVIEW JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN:
PROGRAM PENINGKATAN MUTU GURU
BERBASIS KEBUTUHAN
Judul
Program Peningkatan Mutu Guru Berbasis Kebutuhan
Jurnal
Manajemen Pendidikan
Volume & Halaman
Vol. 23, No. 5 Hal: 395-402.
Tahun
2012
Penulis
Dwi Esti Andriani
Reviewer
Ulfa Maulia Rahmawati/ 1788201017

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan program peningkatan kualitas guru berdasarkan kebutuhan guru dari segi kualitas maupun kompetensi guru sehingga dapat menunjukan peta kompetensi guru SMP se- Kabupaten Banyumas dan alternatif program pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan guru.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru yang dipilih secara acak pada 607 guru SMP se-Kabupaten Banyumas.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan penelitian survey yang dilaksanakan di Kabupaten Banyumas. Data dilakukan dengan angket tertutup dan terbuka. Untuk validasi instrumen, dilakukan validasi isi dan konsultasi pada ahli. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif.
Langkah-langkah Penelitian
1.    Mengetahui sejauh mana penguasaan kompetensi SMP se-Kabupaten Banyumas.
2.    Progam yang tepat guna meningkatkan mutu  guru bedasarkan kebutuhan SMP se-Kabupaten Banyumas.
Hasil Penelitian
Secara keseluruhan penelitian ini menunjukan bahwa kualitas guru SMP se- Kabupaten Banyumas masih tergolong rendah. Dilihat dari penguasan kompetensi pendagogik yang cukup serta kesesuaian kualifikasi akademik dalam bidang ajar, sehingga prinsip the right man on the right place dalam penempatan dan penugasan guru sulit
diimplemetasikan. Oleh karena itu, program ini hendaknya berbasis pada kebutuhan guru agar efektif. Program Peningkatan
Mutu Guru SMP se-Kabupaten Banyumas yang dibutuhkanguru mencakup 1) program peningkatan kualifikasi akademik dan 2) program peningkatan kompetensi guru. Komponen-komponen yang perlu diperhatikan mencakup: bentuk program, relevansi program, dan sumber daya pendukung bagi peserta untuk mengikuti program Koordinasi dan kerjasama antar lembaga penyelenggara program
peningkatan mutu guru sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan dukungan dukungan baik moril maupun materil bagi para guru mereka yang berkeinginan melanjutkan studi dan mengikuti
program peningkatan penguasaan kompetensi guru.
Kekuatan Penelitian
1.     Kekuatan penelitian cukup mudah digunakan oleh subjek penelitian sehingga dalam pengambilan datanya tidak dibutuhkan waktu yang lama seperti pada metode kualitatif
2.     Bagian abstrak jelas dan ringkas, sehingga membaca abstraknya pembaca sudah dapat melihat isi jurnal secara garis besar
3.     Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini mudah dan ringan untuk dipahami dan diisajikan dengan gaya jurnal yang padat dan jelas
Kelemahan Penelitian
1.    Kurang teliti dalam penulisan, terdapat space penulisan yang tidak teratur
2.    Jurnal menggunakan satu metode penelitian saja sehingga tidak bisa dibandingkan


CONTOH GEGURITAN "WASANA KANGEN"


Wasana Kangen
Dening : Ulfa Maulia R



Ingsun tan labda ndelik ing walike kangen
Merga saben setitik kangen iki
Tansah tak wadulake tumekane Pangeran
Tan ngarep-arep sira prapta mbalas rasa
Tan ngarep-arep uga kok rasakne sing pada ing njero driya
Rasa lega pas kangen iki ucul saka sarange
Sira ingkang tak kangeni...
Entukno samirana iku crita mesra
Ing kupingmu kanggo usada kangenku
Watara jasadmu lan jasadku
Sira tan perlu mangu
Anane asmamu ing kalbu
Entukno ingsun kangen dhewe
Lumaksana ing watara lastri
Usada rasa bentermu
Nganggo ngremboko donga ing 5 wanci
Mugo bareng kangen gantung ing akasa galuhmu.



MENGENAL PERPUSTAKAAN KHUSUS : PUSTAKA


MENGENAL PERPUSTAKAAN KHUSUS : PUSTAKA

            Siapa yang tidak tahu tentang perpustakaan. Dari jenjang pendidikan sekolah dasar sampai perguruan tinggi, maka perpustakaan bukan hal yang asing lagi. Sering sekali perpustakaan disebut sebagai Bank Ilmu. Karena itu perpustakaan bukan sekedar tempat untuk menyimpan buku dan meminjamnya, tetapi perpustakaan menurut Sulistyo-Basuki: 1991 Sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual. Dari pengertian itu perpustakaan merupakan tempat transfer ilmu sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai.
            Jenis perpustakaan terbagi menjadi beberapa. Salah satunya Perpustakaan khusus yang berada di Bogor, Jawa Barat yaitu  Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka)” . Pustaka berdiri sejak tahun 1984 oleh karena itu Pustaka tergolong perpustakaan pertanian dan biologi tertua di Indonesia.  Pustaka merupakan bagian dari Kebun Raya Bogor yang memiliki fungsi menyediakan literatur bidang botani untuk para peneliti tamu yang melakukan penyelidikan botani daerah tropis.
            Sesuai dengan namanya, Pustaka mempunyai tugas pokok melaksanakan perpustakaan dan penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian. Sehingga Pustaka ini dikelola oleh pustakawan khusus yang berorientasi terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat tentang ilmu pertanian atau pihak yang membutuhkan informasi pertanian.

            Pustaka juga dalam pelaksanaanya memiliki Visi dan Misi yang terus dikembangkan. Visi dari Pustaka yaitu "Menjadi lembaga pengelola sumberdaya informasi iptek pertanian yang terpercaya dalam mendukung terwujudnya sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan", sedangkan misi dari Pustaka : 1) Menghasilkan dan menyebarkan informasi iptek pertanian, 2) Meningkatkan kapasitas pengelolaan sumberdaya informasi iptek pertanian untuk mewujudkan pengakuan ilmiah di tingkat nasional dan internasional, 3) Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional dalam pengelolaan sumberdaya informasi iptek pertanian.
            Pustaka mempunyai pelayanan yang memuaskan. Dari segi bangunan, Pustaka dibangun dengan suasana yang membuat pengunjung nyaman dan tertarik untuk belajar disana. Selain itu, terdapat Layanan Sirkulasi yang disediakan bagi pengunjung perpustakaan untuk menelusur informasi melalui berbagai sarana penelusuran, Layanan Rujukan antara lain kamus, handbook, data statistik, direktori, ensiklopedia, bibliografi, biografi, buku tahunan, indeks dan abstrak, serta Layanan Penelusuran ditujukan bagi pengguna yang tidak dapat langsung mengunjungi Pustaka.

            Pustaka juga mengadakan bahan pustaka untuk koleksi perpustakaan secara teratur dilakukan dengan pembelian (termasuk langganan) dan penukaran. Selain itu diperoleh hibah/hadiah bahan pustaka dari badan-badan atau yayasan internasional. Dengan ditunjang oleh kemajuan teknologi informasi, PUSTAKA mengembangkan koleksinya, baik bentuk tercetak seperti buku dan majalah, maupun dalam CD-ROM dan pangkalan data elektronik.
            Selain menyediakan fasilitas secara fisik, Pustaka juga menyediakan website yang dapat diakses oleh masyarakat luas, beserta tanya jawab mengenai perpustakaan. Sehingga masyarakat yang membutuhkan informasi langsung mendapat jawaban yang diinginkan.





CONTOH BERITA TERKINI "CABAI MELEJIT RAKYAT MENJERIT"


CABAI MELEJIT RAKYAT MENJERIT


Pacitan, (26/12/18) Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2019 harga cabai mulai meroket. Tak tanggung-tanggung kisaran harganya mencapai Rp 40.000 – Rp 50.000 per kilogram dari harga normal antara Rp 20.000 – Rp 30.000 untuk berbagai varian cabai.
“Saya sebagai pedagang merasa keberatan, kasihan orang kecil biasanya dari harga segini kemudian naik, ya berarti untungnya dikit. Cabai rawit yang tadinya Rp 18.000 naik menjadi Rp 44.000,” keluh Siti, salah satu pedagang pasar Arjowinangun.
Siti menambahkan, kenaikan harga komoditas pangan menjadi hal yang lumrah setiap jelang Natal dan akhir tahun. Sementara, pedagang lain juga mengatakan hal yang sama terkait kenaikan harga komoditas pangan terutama cabai.
Tak hanya pedagang, kenaikan harga cabai ini juga mencekik masyarakat, terutama pecinta cabai dan pedagang yang menyajikan menu makanan bercita rasa pedas.
“Saya cukup keberatan karena kenaikan harga pokok ini, apalagi cabai. Kalo nggak makan cabai rasanya kurang nikmat,” ujar Maryati, ibu rumah tangga saat ditemui pasar Arjowinangun
 “Tentu kenaikan harga cabai ini membuat penurunan cita rasa, karena penggunaan cabai terpaksa harus dikurangi, sehingga membuat pelanggan saya kurang puas”,ujar pedagang ayam siram.
Tidak hanya komoditi cabai yang mengalami kenaikan, beberapa jenis kebutuhan dapur seperti bawang merah dan bawang putih juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Masyarakat berharap pemerintah bisa mengendalikan kenaikan komoditas pangan sehingga tidak menyulitkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.


RESUME MATERI SEMIOTIKA LENGKAP


SEMIOTIKA


ASAL SEMIOTIKA
            Semiotika merupakan ilmu tentang sistem tanda, seperti yang dikatakan Segers atau Cobley dan Jansz sebenarnya bukan bidang yang kemunculannya datang tiba-tiba melainkan sudah mmenjadi perdebatan antara penganut mahzab Stoik dan kaum Epikurean di Athena. Kira-kira isi perdebatan mereka berkaitan dengan perbedaan anatar “tanda  natural (alami)” dan tanda konvesional (dibuat khusu untuk  komunikasi).
SEMOTIKA DI INDONESIA?
Di Indonesia penggunaan semiotika sebagai bidang ilmu, pendekatan dan metodologi di kalangan akademisi atau pun mahasiswa Progam Studi Ilmu Komunikasi, dimulai awal sembilan puluhan oleh mahasiswa Fisip Komunikasi Universitas Indonesia. Mereka mendapatkannya dari keompok belajar yang mereka bentuk atau bisa dikatakan mereka mendapatkan semiotika secara otodidak.Akhir tahun 1992 Lingkaran Peminat Semiotika yang dibentuk di Jakarta telah menyelenggarakan pertemuan sekitar soal semiotika. Penerapan semiotika kini tak hanya digeluti oleh mahasiswa tak terkecuali dari studi ilmu komunikasi. Hingga sekarang semiotika mendapat perhatian yang begitu besar dan terus berkembang.
SEMIOTIKA?
Semiotika merupakan ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda Semiotika dalam Barthes, semiologi, pada dasarnya mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things)1. Selain itu tanda merupakan sesuatu yang terdiri dari pada sesuatu yang lain atau menambah dimensi yang berbeda pada sesuatu, dengan memakai apa pun yang dapat dipakai untuk mengartikan sesuatu hal lainnya. Tanda-tanda memiliki valiensi ganda dan dapat menyesatkan atau menipu dalam tambahan pemberian kebenaran dari tanda-tanda tersebut. Hal ini menjadi kekuatan dan menjadikan tanda-tanda tersebut sebagai gejala yang kompleks serta harus dipertimbangkan.2
BAGAIMANA TANDA-TANDA BEKERJA?
Pendekatan Saussure
Pendekatan Pierce
Ø Tanda-tanda disusun oleh dua elamen yaitu aspek citra tentang bunyi (representasi visual) dan suatu konsep tempat citra bunyi itu disandarkan
Ø Hubungan antar penanda dan petanda bersifat arbither (bebas). Artinya keberadaan sesuatu atau sesuatu aturan tidak dapat dijelaskan dengan penjelasan yang logis
Ø Prinsip kearbitreran bahasa tidak dapat diberlakukan secara sepenuhnya. Ada tanda-tanda yang bersifat arbither ada juga yang hanya relatif.
Ø     misalnya simbol keadilan yang berupa keadilan tidak dapat digantikan oleh kendaraan (kereta)

Ø  Tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaanya memiliki hubungan kausal dengan tanda-tanda tersebut.
Ø  Pierce menggunakan istilah ikon untuk kesamaanya, indeks untuk hubungan sebab akibat, dan simnbol untuk asosiasi konvesional.

Catatan:
Untuk memperjelas pendekatan yang dikemukakan oleh Pierce, berikut tabel ikon, indeks dan simbol
TANDA
IKON
INDEKS
SIMBOL
Ditandai dengan:


Contoh:



Proses
Persamaaan (kesamaan)

Gambar-gambar
Patung-patung tokoh besar Reagen

Dapat dilihat
Hubungan sebab akibat

Asap/api
Gejala/penyakit
(Bercak merah/campak)
Dpaat diperkirakan
Konvensi


Kata-kata Isyarat



Harus dipelajari
                                               
TOKOH SEMIOTIKA
Pragmastisme Charles Sanders Peirce
Perice merupakan seorang pemikir yang argumentatif, dibalik itu Pierce merupakan seorang yang sangat tempramental. Menurut Lechte (dalam Alex Sobur, 2010:40) Pierce terkenal karena teori tandanya.
Pierce mengadakan klasifikasi tanda dengan dikaitkan dengan ground menjadi 3 macam yaitu:
v  Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kasar, lemah, lembut dan merdu
v  Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda ; misalnya kata kabur dan keruh menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai
v  Legisign adalah norma yang dikandung dalam tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidsk boleh dilakukan
Teori Tanda Ferdinand de Saussure
Sasussure merupakan layak yang dikenal sebagai pendiri linguistik modern, dialah sarjana dan tokoh besar asal Swiss. Ada lima pandangan dari Saussure yang menjadi peletak dasari strukturalisme dari Levi-Strauss, yaitu (1) signifier (penanda) dan signfied (petanda);(2) form (bentuk) dan contenct (isi); (3) langue (bahasa) dan parole (tuturan dan ajaran); (4) synchronic (sinkronik) dan diachronic (diakronik);serta (5) syntagmatic (sintagmatik) associative (paradigmatik)

APLIKASI SEMIOTIKA KOMUNIKASI
Media
Media masa merupakan pencarian pesan dan makna . Mempelajari media adalah mempelajari makna dari mana asalnya
Komunikasi Periklanan
Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri dari lambang, baik dari verbal mapupun berupa ikon, Iklan juga merupakan tiruan indeks, terutama dalam iklan radio, televisi, dan film. Iklan juga terdiri dari iklan verbal dan non verbal
Film
Film sebagai media komunikasi massa yang kedua muncul di dunia. Dalam banyak penelitian tentang dampak film terhadap masyarakat, hubungan antar film dan masyraakat selalu dipahami secara linier, artinya film mempengaruhi dan membenruuk masayrakata berdasarkan muatan pesan tanpa pernah berlaku sebaliknya. Film juga dibangun dengan tanda-tanda. Unsur terpenting dalam film adalah gambar dan suara.  Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film adalah digubakannya tanda-tanda ikonis
Komik-Kartun-Karikatur
Elemen pembentuk komik-kartun-karikatur yaitu terdri dari unsur-unsur berbagai disiplin misalnya bidang seni rupa, sastra, linguistik, dan sebagainya. Komik kartun penuh dengan perlambanga yang kaya akan makna. Sebagai kartun opini maka ada 4 hal teknis yang harus diingat yaitu: (informatif dan komunikatif, situasional dengan pengungkapan yang hangat, cukup memuat kandungan humor, serta komik harus memuat gambar yang baik)
Sastra
Karya sastra dengan keutuhannya secara semotik dapat dipandang sebagai sebuah tanda. Wawasan semiotika dalam studi sastra memiliki tiga asumsi. Pertama, karya sastra merupakan gelaja komunikasi yang berkaitan dengan pengarang, wujud dastra sebagai sistem tanda, pembaca. Kedua, karya sastra merupakan salah satu bentuk penggunaan sistem tanda yang memiliki strukur dalam tata tingkat tertentu. Ketiga, karya sastra merupakan fakta yang harus direkonstruksikan pembaca sejalan dengan dunia pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
Musik
Denotatum musik merupakan tanggapan dan perasaan yang sangat kompleks dan sulit dilukiskan, namun Art van Zoest melihat ada 3 kemungkinan
·         Mengganggap unsur-unsur struktur musik sebagai ikonis bagi gejala neurofisiologis pendengar.
·         Mengganggap gejala-gejala struktural dalam musik debagai ikonis bagi gejala-gejala struktural dunia penghayatan yang dikenal
·         Mencari deotatum musik ke arah isi tanggapan dan perasaan yang dimuncukan musik lewat indeksial


BERKOMUNIKASI DENGAN SIMBOL
Secara etimologis simbol (symbol) berasal dari kata Yunani “sym-ballein” yang berarti melemparkan bersama suatu benda dikaitkan dengan ide. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia WJS Poerwadarminta disebutkan simbol, atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya, yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu. Simbol juga menandai sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Pada dasarnya simbol dapat dibedakan (Hartoko & Rahmanto, 1998:133)
1.      Simbol-simbol universal, berkaitan dengan arketipos, misalnya tidue sebagai lambang kematian
2.      Simbol kultural yang dilatarbelakangi oleh suatu kebudayaan tertentu(misalnya keris dalam kebudayaan Jawa)
3.      Simbol individual yang biasanya d ditafsirkan dalam konteks keseluruhan karya seorang pengarang

ASPEK-ASPEK VISUAL TANDA-TANDA
Penggunaan Warna
Perbedaan warna cenderung menimbulkan emosi.
Merah: nafsu, bahaya, panas, emosi
Biru: tenang, damai, halus
Violet: kejayaan dan kerajaan
Hitam: berduka cita
Ukuran
Tanda-tanda memiliki variasi ukuran, mulai dari ukran terkecil hingga terbesar. Perubahan skala ukuran lebih menekankan nilai keindahan daripada fungsinya sebagai sarana komunikasi.
Ruang Lingkup
Hubungan antar unsur dalam sistem tanda yakni semacam periklanan. Berbagai tanda memiliki tampilan yang relatif sedikit dan ruang kontras dengan “ruang kosong”. Ruang kosong itu sendiri mencerminkan tentang keanggunan kualitas dan selera tinggi
Kontras
Kontras merupakan perbedaan antara elemen-elemen yang ada dalam suatu tanda, seperti warna, ukuran,ketajaman dan tekstur. Kegunaan kontras terdapat jelas dalam tanda lampu lalu lintas
Bentuk
Bentuk berperan penting untuk memunculkan arti di dalam iklan. Banyak dijumpai bentuk jantung pada Hari Valentine adalah simbol dan bukan ikon.
Detail
Detail juga merupakan suatu tanda dari sejumlah manfaat. Detail menyarakan kesepakatan ihwal letidaksempurnaan atau kecepatan


DAFTAR PUSTAKA
1.        Sobur, A. Semiotika Komunikasi. (2013).
2.        Berger, A. A. Pengantar Semiotika: Tanda-tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer. (2010).



















Celana 1
Joko Pinurbo
Ia ingin membeli celana baru
buat pergi ke pesta
supaya tampak lebih tampan
dan meyakinkan.

Ia telah mencoba seratus model celana
di berbagai toko busana
namun tak menemukan satu pun
yang cocok untuknya.

Bahkan di depan pramuniaga
yang merubung dan membujuk-bujuknya
ia malah mencopot celananya sendiri
dan mencampakkannya.

“Kalian tidak tahu ya
aku sedang mencari celana
yang paling pas dan pantas
buat nampang di kuburan.”

Lalu ia ngacir
tanpa celana
dan berkelana
mencari kubur ibunya
hanya untuk menanyakan,
“Ibu, kausimpan di mana celana lucu
yang kupakai waktu bayi dulu?”
(1996)




Kajian Puisi Celana 1 Joko Pinurbo Menggunakan Teori Semiotika
Puisi Joko Pinurbo yang berjudul “Celana 1” merupakan puisi dengan rangkaian kata sederhana namun penuh makna. Apabila membaca puisi tersebut, tampak kita seperti membaca cerita. Dari pelaku yang ada dalam cerita ingin membeli celana baru hingga pelaku tersebut mencari kuburan ibunya. Unikya dilansir dari www.whiteboardjournal.com Jopin mengemukakan bahawa puisi “Celana” sebetulnya terinspirasi dari alkitab, dari surat Paulus yang pada ayat tertentu megatakan, “lebuh penting mana tubuh atau pakaian”. Hal ini masih terasa ambigu untuk diterjemahkan oleh pembaca. Berikut penjelasannya:

Ia ingin membeli celana baru
buat pergi ke pesta
supaya tampak lebih tampan
dan meyakinkan.

Diawali dengan kata “Ia” yang menunjukan bahwa pelaku dalam puisi tersebut ialah sosok lelaki. Dikuatkan penanda pada  bait ketiga yaitu tampan.
Kata “celana” pada bait pertama juga menarik, karena celana berhubungan dengan benda yang sering dipakai oleh manusia dan digunakan untuk menutupi aurat
Kata “pesta” menujukan pada kegiatan bersenang-senang, dan lebih mengutamakan urusan dunia


Ia telah mencoba seratus model celana
di berbagai toko busana
namun tak menemukan satu pun
yang cocok untuknya.

Pelaku dalam puisi tersebut menjelaskan bahwa dirinya telah mencoba hal baru dan berbeda namun tak kunjung pas dengan apa yang diharapkan


Bahkan di depan pramuniaga
yang merubung dan membujuk-bujuknya
ia malah mencopot celananya sendiri
dan mencampakkannya.

Kata “Pramuniaga” dalam KBBI berarti karyawan perusahaan yang bertugas melayani konsumen;pelayan toko. Kata tersebut juga diartikan sebagai godaan bagi pelaku.
“merubung dan membujuk-bujuknya” diartikan sebagai hal yang menganggu. Bisa dibayangkan ketika hidup penuh bujukan maka rasanya tidak nyaman. Dalam puisi tersebut pelaku disuguhkan pada keinginan orang lain, bukan keinginan diri sendiri

“Kalian tidak tahu ya
aku sedang mencari celana
yang paling pas dan pantas
buat nampang di kuburan.”

Pada bait puisi tersebut, pelaku sepertinya menunjukan ekspresi marah atau ketidaksukaan dengan bertanya “kalian tidak tahu ya aku sedang mencari celana yang paling pas dan pantas buat nampang di kuburan”



Lalu ia ngacir
tanpa celana
dan berkelana
mencari kubur ibunya
hanya untuk menanyakan,
“Ibu, kausimpan di mana celana lucu
yang kupakai waktu bayi dulu?”

Kata “ngacir” dalam artian sederhana yaitu melarikan diri karena menghindari sesuatu.
“kubur Ibunya” menunjukan bahwa ibu dari pelaku dalam puisi telah meninggal, dan pelaku sebagai anak mencari kubur ibunya untuk menanyakan “Ibu, kausimpan di mana celana lucu yang kupakai waktu bayi dulu”
“Celana lucu yang kupakai waktu bayi dulu” menunjukan pelaku dalam puisi tersebut merindukan kenyamanan yang sesungguhnya, dan kenyamanan itu hanya Ibu yang memahami.

Dari penjelasan perbait dan menganalisis tanda yang terdapat dalam puisi “Celana” karya Joko Pinurbo tersebut saya sebagai pembaca menyimpulkan puisi tersebut mengandung pesan, bahwa sebenarnya isi lebih penting dari bagian luar (cover). Bagaimanapun kita mencari hal yang bagus, mewah, indah apabila kita tidak nyaman dengan hal itu semua, maka akan terasa menganggu. Hal itu menjadi sindiran, bahwa manusia sebenarnya butuh kenyamanan dari dalam, bukan tampilan luar. Kenyamanan itu tersirat dalam makna celana. Tidak penting seberapa bagus celana yang kita pakai, tidak penting dari mana asal tersebut, yang terpentinng bagaimana kita menemukan celana yang nyaman dengan kita






SEMIOTIKA
Ulfa Maulia Rahmawati
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
1788201017
e-mail:
ulfamaulia1111@gmail.com

ASAL SEMIOTIKA
            Semiotika merupakan ilmu tentang sistem tanda, seperti yang dikatakan Segers atau Cobley dan Jansz sebenarnya bukan bidang yang kemunculannya datang tiba-tiba melainkan sudah mmenjadi perdebatan antara penganut mahzab Stoik dan kaum Epikurean di Athena. Kira-kira isi perdebatan mereka berkaitan dengan perbedaan anatar “tanda  natural (alami)” dan tanda konvesional (dibuat khusu untuk  komunikasi).
SEMOTIKA DI INDONESIA?
Di Indonesia penggunaan semiotika sebagai bidang ilmu, pendekatan dan metodologi di kalangan akademisi atau pun mahasiswa Progam Studi Ilmu Komunikasi, dimulai awal sembilan puluhan oleh mahasiswa Fisip Komunikasi Universitas Indonesia. Mereka mendapatkannya dari keompok belajar yang mereka bentuk atau bisa dikatakan mereka mendapatkan semiotika secara otodidak.Akhir tahun 1992 Lingkaran Peminat Semiotika yang dibentuk di Jakarta telah menyelenggarakan pertemuan sekitar soal semiotika. Penerapan semiotika kini tak hanya digeluti oleh mahasiswa tak terkecuali dari studi ilmu komunikasi. Hingga sekarang semiotika mendapat perhatian yang begitu besar dan terus berkembang.
SEMIOTIKA?
Semiotika merupakan ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda Semiotika dalam Barthes, semiologi, pada dasarnya mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things)1. Selain itu tanda merupakan sesuatu yang terdiri dari pada sesuatu yang lain atau menambah dimensi yang berbeda pada sesuatu, dengan memakai apa pun yang dapat dipakai untuk mengartikan sesuatu hal lainnya. Tanda-tanda memiliki valiensi ganda dan dapat menyesatkan atau menipu dalam tambahan pemberian kebenaran dari tanda-tanda tersebut. Hal ini menjadi kekuatan dan menjadikan tanda-tanda tersebut sebagai gejala yang kompleks serta harus dipertimbangkan.2
BAGAIMANA TANDA-TANDA BEKERJA?
Pendekatan Saussure
Pendekatan Pierce
Ø Tanda-tanda disusun oleh dua elamen yaitu aspek citra tentang bunyi (representasi visual) dan suatu konsep tempat citra bunyi itu disandarkan
Ø Hubungan antar penanda dan petanda bersifat arbither (bebas). Artinya keberadaan sesuatu atau sesuatu aturan tidak dapat dijelaskan dengan penjelasan yang logis
Ø Prinsip kearbitreran bahasa tidak dapat diberlakukan secara sepenuhnya. Ada tanda-tanda yang bersifat arbither ada juga yang hanya relatif.
Ø     misalnya simbol keadilan yang berupa keadilan tidak dapat digantikan oleh kendaraan (kereta)

Ø  Tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaanya memiliki hubungan kausal dengan tanda-tanda tersebut.
Ø  Pierce menggunakan istilah ikon untuk kesamaanya, indeks untuk hubungan sebab akibat, dan simnbol untuk asosiasi konvesional.

Catatan:
Untuk memperjelas pendekatan yang dikemukakan oleh Pierce, berikut tabel ikon, indeks dan simbol
TANDA
IKON
INDEKS
SIMBOL
Ditandai dengan:


Contoh:



Proses
Persamaaan (kesamaan)

Gambar-gambar
Patung-patung tokoh besar Reagen

Dapat dilihat
Hubungan sebab akibat

Asap/api
Gejala/penyakit
(Bercak merah/campak)
Dpaat diperkirakan
Konvensi


Kata-kata Isyarat



Harus dipelajari
                                               
TOKOH SEMIOTIKA
Pragmastisme Charles Sanders Peirce
Perice merupakan seorang pemikir yang argumentatif, dibalik itu Pierce merupakan seorang yang sangat tempramental. Menurut Lechte (dalam Alex Sobur, 2010:40) Pierce terkenal karena teori tandanya.
Pierce mengadakan klasifikasi tanda dengan dikaitkan dengan ground menjadi 3 macam yaitu:
v  Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kasar, lemah, lembut dan merdu
v  Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda ; misalnya kata kabur dan keruh menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai
v  Legisign adalah norma yang dikandung dalam tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidsk boleh dilakukan
Teori Tanda Ferdinand de Saussure
Sasussure merupakan layak yang dikenal sebagai pendiri linguistik modern, dialah sarjana dan tokoh besar asal Swiss. Ada lima pandangan dari Saussure yang menjadi peletak dasari strukturalisme dari Levi-Strauss, yaitu (1) signifier (penanda) dan signfied (petanda);(2) form (bentuk) dan contenct (isi); (3) langue (bahasa) dan parole (tuturan dan ajaran); (4) synchronic (sinkronik) dan diachronic (diakronik);serta (5) syntagmatic (sintagmatik) associative (paradigmatik)

APLIKASI SEMIOTIKA KOMUNIKASI
Media
Media masa merupakan pencarian pesan dan makna . Mempelajari media adalah mempelajari makna dari mana asalnya
Komunikasi Periklanan
Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri dari lambang, baik dari verbal mapupun berupa ikon, Iklan juga merupakan tiruan indeks, terutama dalam iklan radio, televisi, dan film. Iklan juga terdiri dari iklan verbal dan non verbal
Film
Film sebagai media komunikasi massa yang kedua muncul di dunia. Dalam banyak penelitian tentang dampak film terhadap masyarakat, hubungan antar film dan masyraakat selalu dipahami secara linier, artinya film mempengaruhi dan membenruuk masayrakata berdasarkan muatan pesan tanpa pernah berlaku sebaliknya. Film juga dibangun dengan tanda-tanda. Unsur terpenting dalam film adalah gambar dan suara.  Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film adalah digubakannya tanda-tanda ikonis
Komik-Kartun-Karikatur
Elemen pembentuk komik-kartun-karikatur yaitu terdri dari unsur-unsur berbagai disiplin misalnya bidang seni rupa, sastra, linguistik, dan sebagainya. Komik kartun penuh dengan perlambanga yang kaya akan makna. Sebagai kartun opini maka ada 4 hal teknis yang harus diingat yaitu: (informatif dan komunikatif, situasional dengan pengungkapan yang hangat, cukup memuat kandungan humor, serta komik harus memuat gambar yang baik)
Sastra
Karya sastra dengan keutuhannya secara semotik dapat dipandang sebagai sebuah tanda. Wawasan semiotika dalam studi sastra memiliki tiga asumsi. Pertama, karya sastra merupakan gelaja komunikasi yang berkaitan dengan pengarang, wujud dastra sebagai sistem tanda, pembaca. Kedua, karya sastra merupakan salah satu bentuk penggunaan sistem tanda yang memiliki strukur dalam tata tingkat tertentu. Ketiga, karya sastra merupakan fakta yang harus direkonstruksikan pembaca sejalan dengan dunia pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
Musik
Denotatum musik merupakan tanggapan dan perasaan yang sangat kompleks dan sulit dilukiskan, namun Art van Zoest melihat ada 3 kemungkinan
·         Mengganggap unsur-unsur struktur musik sebagai ikonis bagi gejala neurofisiologis pendengar.
·         Mengganggap gejala-gejala struktural dalam musik debagai ikonis bagi gejala-gejala struktural dunia penghayatan yang dikenal
·         Mencari deotatum musik ke arah isi tanggapan dan perasaan yang dimuncukan musik lewat indeksial


BERKOMUNIKASI DENGAN SIMBOL
Secara etimologis simbol (symbol) berasal dari kata Yunani “sym-ballein” yang berarti melemparkan bersama suatu benda dikaitkan dengan ide. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia WJS Poerwadarminta disebutkan simbol, atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya, yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu. Simbol juga menandai sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Pada dasarnya simbol dapat dibedakan (Hartoko & Rahmanto, 1998:133)
1.      Simbol-simbol universal, berkaitan dengan arketipos, misalnya tidue sebagai lambang kematian
2.      Simbol kultural yang dilatarbelakangi oleh suatu kebudayaan tertentu(misalnya keris dalam kebudayaan Jawa)
3.      Simbol individual yang biasanya d ditafsirkan dalam konteks keseluruhan karya seorang pengarang

ASPEK-ASPEK VISUAL TANDA-TANDA
Penggunaan Warna
Perbedaan warna cenderung menimbulkan emosi.
Merah: nafsu, bahaya, panas, emosi
Biru: tenang, damai, halus
Violet: kejayaan dan kerajaan
Hitam: berduka cita
Ukuran
Tanda-tanda memiliki variasi ukuran, mulai dari ukran terkecil hingga terbesar. Perubahan skala ukuran lebih menekankan nilai keindahan daripada fungsinya sebagai sarana komunikasi.
Ruang Lingkup
Hubungan antar unsur dalam sistem tanda yakni semacam periklanan. Berbagai tanda memiliki tampilan yang relatif sedikit dan ruang kontras dengan “ruang kosong”. Ruang kosong itu sendiri mencerminkan tentang keanggunan kualitas dan selera tinggi
Kontras
Kontras merupakan perbedaan antara elemen-elemen yang ada dalam suatu tanda, seperti warna, ukuran,ketajaman dan tekstur. Kegunaan kontras terdapat jelas dalam tanda lampu lalu lintas
Bentuk
Bentuk berperan penting untuk memunculkan arti di dalam iklan. Banyak dijumpai bentuk jantung pada Hari Valentine adalah simbol dan bukan ikon.
Detail
Detail juga merupakan suatu tanda dari sejumlah manfaat. Detail menyarakan kesepakatan ihwal letidaksempurnaan atau kecepatan


DAFTAR PUSTAKA
1.        Sobur, A. Semiotika Komunikasi. (2013).
2.        Berger, A. A. Pengantar Semiotika: Tanda-tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer. (2010).



















Celana 1
Joko Pinurbo
Ia ingin membeli celana baru
buat pergi ke pesta
supaya tampak lebih tampan
dan meyakinkan.

Ia telah mencoba seratus model celana
di berbagai toko busana
namun tak menemukan satu pun
yang cocok untuknya.

Bahkan di depan pramuniaga
yang merubung dan membujuk-bujuknya
ia malah mencopot celananya sendiri
dan mencampakkannya.

“Kalian tidak tahu ya
aku sedang mencari celana
yang paling pas dan pantas
buat nampang di kuburan.”

Lalu ia ngacir
tanpa celana
dan berkelana
mencari kubur ibunya
hanya untuk menanyakan,
“Ibu, kausimpan di mana celana lucu
yang kupakai waktu bayi dulu?”
(1996)




Kajian Puisi Celana 1 Joko Pinurbo Menggunakan Teori Semiotika
Puisi Joko Pinurbo yang berjudul “Celana 1” merupakan puisi dengan rangkaian kata sederhana namun penuh makna. Apabila membaca puisi tersebut, tampak kita seperti membaca cerita. Dari pelaku yang ada dalam cerita ingin membeli celana baru hingga pelaku tersebut mencari kuburan ibunya. Unikya dilansir dari www.whiteboardjournal.com Jopin mengemukakan bahawa puisi “Celana” sebetulnya terinspirasi dari alkitab, dari surat Paulus yang pada ayat tertentu megatakan, “lebuh penting mana tubuh atau pakaian”. Hal ini masih terasa ambigu untuk diterjemahkan oleh pembaca. Berikut penjelasannya:

Ia ingin membeli celana baru
buat pergi ke pesta
supaya tampak lebih tampan
dan meyakinkan.

Diawali dengan kata “Ia” yang menunjukan bahwa pelaku dalam puisi tersebut ialah sosok lelaki. Dikuatkan penanda pada  bait ketiga yaitu tampan.
Kata “celana” pada bait pertama juga menarik, karena celana berhubungan dengan benda yang sering dipakai oleh manusia dan digunakan untuk menutupi aurat
Kata “pesta” menujukan pada kegiatan bersenang-senang, dan lebih mengutamakan urusan dunia


Ia telah mencoba seratus model celana
di berbagai toko busana
namun tak menemukan satu pun
yang cocok untuknya.

Pelaku dalam puisi tersebut menjelaskan bahwa dirinya telah mencoba hal baru dan berbeda namun tak kunjung pas dengan apa yang diharapkan


Bahkan di depan pramuniaga
yang merubung dan membujuk-bujuknya
ia malah mencopot celananya sendiri
dan mencampakkannya.

Kata “Pramuniaga” dalam KBBI berarti karyawan perusahaan yang bertugas melayani konsumen;pelayan toko. Kata tersebut juga diartikan sebagai godaan bagi pelaku.
“merubung dan membujuk-bujuknya” diartikan sebagai hal yang menganggu. Bisa dibayangkan ketika hidup penuh bujukan maka rasanya tidak nyaman. Dalam puisi tersebut pelaku disuguhkan pada keinginan orang lain, bukan keinginan diri sendiri

“Kalian tidak tahu ya
aku sedang mencari celana
yang paling pas dan pantas
buat nampang di kuburan.”

Pada bait puisi tersebut, pelaku sepertinya menunjukan ekspresi marah atau ketidaksukaan dengan bertanya “kalian tidak tahu ya aku sedang mencari celana yang paling pas dan pantas buat nampang di kuburan”



Lalu ia ngacir
tanpa celana
dan berkelana
mencari kubur ibunya
hanya untuk menanyakan,
“Ibu, kausimpan di mana celana lucu
yang kupakai waktu bayi dulu?”

Kata “ngacir” dalam artian sederhana yaitu melarikan diri karena menghindari sesuatu.
“kubur Ibunya” menunjukan bahwa ibu dari pelaku dalam puisi telah meninggal, dan pelaku sebagai anak mencari kubur ibunya untuk menanyakan “Ibu, kausimpan di mana celana lucu yang kupakai waktu bayi dulu”
“Celana lucu yang kupakai waktu bayi dulu” menunjukan pelaku dalam puisi tersebut merindukan kenyamanan yang sesungguhnya, dan kenyamanan itu hanya Ibu yang memahami.

Dari penjelasan perbait dan menganalisis tanda yang terdapat dalam puisi “Celana” karya Joko Pinurbo tersebut saya sebagai pembaca menyimpulkan puisi tersebut mengandung pesan, bahwa sebenarnya isi lebih penting dari bagian luar (cover). Bagaimanapun kita mencari hal yang bagus, mewah, indah apabila kita tidak nyaman dengan hal itu semua, maka akan terasa menganggu. Hal itu menjadi sindiran, bahwa manusia sebenarnya butuh kenyamanan dari dalam, bukan tampilan luar. Kenyamanan itu tersirat dalam makna celana. Tidak penting seberapa bagus celana yang kita pakai, tidak penting dari mana asal tersebut, yang terpentinng bagaimana kita menemukan celana yang nyaman dengan kita